Kementan Perkuat Ketahanan Pangan Nasional melalui Brigade Pangan
Indonesian Govt Supports the Modernization of Agricultural Productivity

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jum'at, 18 April 2025
BPPSDMP KEMENTAN: Mentan Amran Sulaiman (kemeja putih) membuka Pelatihan bagi Brigade Pangan didampingi Plt Sekjen Kementan, Ali Jamil; Kapuslat, Inneke Kusumawaty dan Kapusluh, Purwanta.

Jakarta (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) memastikan akan fokus dalam upaya meningkatkan produksi pangan utama dalam hal ini beras, sebagai bagian dalam upaya mengejar target swasembada pangan. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, salah satu yang digalakkan untuk mencapai target swasembada pangan adalah optimalisasi lahan pertanian melalui pembentukan Brigade Pangan (BP). 

“Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional dan terampil dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan pendapatan dan keuntungan,” katanya di Jakarta saat membuka pelatihan bagi BP Kamis (17/4).

Amran mengatakan melalui BP, Kementan berupaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan swasembada pangan dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi modern dan melibatkan generasi muda.

“Brigade Pangan mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektar per brigade," katanya lagi.

Program tersebut, ungkap Mentan, juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih.

Selain itu, Brigade Pangan memdapat dukungan berupa alat dan mesin pertanian, pelatihan, serta akses ke benih unggul, pupuk, dan pestisida.

"Program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan nasional, juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda,” katanya.

Salah satu kunci sukses peningkatan produksi pangan, menurut Mentan Amran, pemanfaatan alat dan mesin pertanian (Alsintan) untuk membantu mempercepat proses pengolahan tanah, penanaman hingga panen.

“Dalam situasi di mana tenaga kerja pertanian semakin berkurang, Alsintan menjadi solusi untuk memastikan proses pertanian tetap berjalan lancar.

Simbol Modernisasi

Dengan penggunaan Alsintan pengelolaan lahan lebih terstruktur, termasuk optimalisasi lahan rawa dan pencetakan sawah rakyat.

“Alsintan bukan hanya alat, juga simbol modernisasi pertanian yang mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan nasional," ungkap Mentan.

Dengan bantuan Alsintan, Brigade Pangan dapat mencapai target swasembada pangan melalui percepatan olah tanah, tanam, dan panen secara serempak.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan pihaknya menargetkan pembentukan 4.224 BP. 

Saat ini, jumlah BP yang telah terbentuk mencapai 1.900 unit yang tersebar pada 16 provinsi, yakni 1.779 pada 2024 dan 121 pada 2025.

“Saat ini, BP yang sudah beroperasi mencapai 1.154 unit dengan cakupan luas lahan mencapai 230.800 hekktar yang tersebar pada 12 provinsi,” katanya.

Dengan jumlah BP dan luas lahan wilayah kerja BP tersebut, BP telah mendapatkan bantuan Alsintan sebanyak 2.347 unit berupa traktor roda 4 sebanyak 647 unit, TR2 sebanyak 1.391 unit, dan Crawler sebanyak 309 unit.

Santi menjelaskan dalam rangka meningkatkan kompetensi petani pengelola Brigade Pangan dalam mengoptimalkan kinerja alat dan mesin pertanian, maka Kementan melalui BPPSDMP melaksanakan rangkaian kegiatan peningkatan kapabilitas SDM Pertanian yaitu Pelatihan bagi Brigade Pangan.

Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty juga menjelaskan secara teknis bahwa pelatihan dilaksanakan dengan beberapa sesi dimana setiap pelatihan dilaksanakan selama tiga hari secara offline.

“Pelatihan yang dibuka serentak di 12 provinsi lokasi Oplah, bertujuan meningkatkan kompetensi pengelola BP dalam mengoperasikan TR2 dan TR4 untuk mengoptimalkan olah tanah di wilayah kerja BP dan menyusun laporan usaha tani serta penyisihan pendapatan untuk biaya penyusutan Alsintan,” katanya.

Ditambahkan Inneke, untuk April, pelatihan dilaksanakan pada 10 - 30 April 2025 di 12 provinsi wilayah Oplah. Dengan target peserta pelatihan sebanyak 16.382 orang. 

“Diharapkan dengan diberikannya pelatihan ini bisa mendorong pertanaman dan panen padi khususnya di 12 provinsi lokasi Oplah ini, guna mendorong terwujudnya swasembada pangan dalam waktu dekat," katanya lagi.


Jakarta [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.

TERKAIT - RELATED