Malang, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian RI tiada henti mengajak para petani milenial di seluruh Indonesia untuk menekuni pertanian melalui berbagai kemudahan, di antaranya melalui program teranyar yakni Petani Milenial Akses KUR [Tani AKUR].
Melalui program Tani AKUR, Kementan menjadikan Kredit Usaha Rakyat [KUR] sebagai salah satu sumber pembiayaan yang dapat mempermudah akses petani milenial terhadap pembiayaan dari perbankan penyalur KUR, sehingga berdampak pada meningkatnya produktivitas sektor pertanian nasional.
Kementan pun terus mensosialisasikan TaniAKUR pada petani milenial, utamanya alumni Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan], pendidikan politeknik pertanian lingkup Kementan yang ditargetkan melahirkan petani milenial dan wirarausahawan muda pertanian terdidik.
Kerja keras Kementan mulai terlihat nyata, dengan hadirnya sejumlah alumni Polbangtan layak mengakses KUR, yang diserahkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi kepada sejumlah alumni pendidikan vokasi pertanian, SMKPPN dan Polbangtan pada Festival Politeknik Pertanian 2022 [Agriculture Polytechnic Festival/AgriPoliFest] di Malang, Sabtu [19/11].
Sejumlah alumni SMKPPN Sembawa di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan [Sumsel] meraih akses KUR hingga Rp50 juta dan beberapa di antaranya variatif dari Rp10 juta hingga Rp25 juta.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan selalu mendorong pelaku usaha dan petani untuk memanfaatkan dan mengakses fasilitas KUR, termasuk jika ada pelaku usaha yang akan mengembangkan Siatem Pertanian Terpadu [Integrated Farming].
“Jika menengok serapan KUR pertanian tahun 2021, maka track record-nya terbilang cukup baik,” kata Mentan.
Dari target Rp70 triliun, ternyata yang terserap mencapai Rp85,6 triliun atau 122%. Mentan berharap, KUR dapat mendongkrak kinerja pertanian, khususnya di tahun anggaran 2022, seiring dengan upaya penguatan produksi pangan, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian tersebut.
“Kami selalu bersoal dengan anggaran, karena itu, kita harus bisa terakselerasi dengan daya produktivitas yang lebih baik melalui pemanfaatan kebijakan KUR yang digulirkan Presiden RI Joko Widodo untuk dimanfaatkan sektor pertanian,” kata Mentan Syahrul.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menganalogikan KUR sebagai ´bensin´ yang menggerakkan usaha pertanian. KUR didedikasikan untuk para petani membangun agribisnis, dengan bunga 6%, yang jauh lebih rendah dari bunga kredit pada umumnya.
Kabadan pun mendorong para petani milenial dapat dan mampu mengakses KUR dengan baik untuk membangun usaha pertanian.
"Manfaatkan KUR untuk membangun agribisnis. Pagi ini kami menetapkan 100 champion yang merupakan 100 petani millenial yang telah sukses mengembangkan usahanya di sektor pertanian dan dipercaya oleh pihak perbankan untuk meningkatkan skala usahanya melalui akses KUR," kata Dedi Nursyamsi.
KUR yang mereka akses, katanya, mulai Rp10 juta hingga mendapatkan KUR Rp500 juta, di antaranya Dwiki Pasaribu, alumni Polbangtan Medan.
Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni mengatakan pihaknya tetap komunikasi dan koordinasi dengan para alumni, guna mendukung pengembangan petani milenial dan kolotnial [usia di atas 40 tahun] utamanya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan di wilayah Sumatera bagian selatan.
"SMKPPN Sembawa juga mendorong alumni dan mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi dan inovasi teknologi serta mekanisasi maupun pemanfaatan dana KUR untuk permodalan usaha pertanian," katanya.
Yudi Astoni mengajak petani milenial untuk terus mengembangkan pertanian berbasis teknologi dan dapat mengakses KUR yang limitnya mencapai Rp500 juta.
"Melalui program Tani AKUR, petani milenial diharapkan mau mengakses KUR untuk mengembangkan potensi-potensi usaha yang ada," katanya. [titin/timhumassmkppnsembawa]
Malang of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.