Kornas Penyuluh, Mentan Pastikan PPL Bergerak Wujudkan Swasembada Pangan
Agricultural Extension Workers Support Indonesia in Achieving Food Self-sufficiency

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Sabtu, 26 April 2025
BPPSDMP KEMENTAN: Pada Kornas PPL tersebut, Mentan Amran Sulaiman menekankan tentang peran strategis PPL sebagai pilar utama mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Jakarta (B2B) - Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara resmi membuka Koordinasi Nasional ( Kornas) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se-Indonesia yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian. 

Pada Kornas PPL tersebut, Mentan Amran menekankan peran strategis PPL sebagai pilar utama mewujudkan ketahanan pangan nasional.

“Selamat datang di Kementan saudaraku. Sahabatku semua. Tanpa PPL, tidak mungkin kita mencapai lompatan seperti terjadi hari ini,” katanya saat membuka Kornas PPL di Jakarta, Sabtu (26/4).

Mentan Amran memberikan apresiasi yang tinggi kepada para PPL, yang selama ini telah menjadi ujung tombak dalam pencapaian kedaulatan pangan nasional. 

"Dedikasi PPL telah membuahkan hasil. Hal ini terbukti dari peningkatan stok beras yang terjadi saat ini," ungkapnya.

“Kami mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya pada seluruh kepala dinas terutama yang hadir, PPL, Pangdam, Dandrem, Kapolda, Kapolres serta seluruh pihak lainnya yang terlibat BUMN, PIHC, Bulog."

"Capaian kita saat ini, khususnya stok itu hampir 3.180.000 ton hari ini. Dan itu tertinggi selama 23 tahun. Bahkan bisa jadi itu selama merdeka,” ungkap Mentan.

Dia juga menyebut, data BPS menunjukkan produksi nasional mengalami lonjakan mencapai 50–62 persen selama Januari–April 2025.

Peningkatan ini, ungkap Mentan, berkat kebijakan strategis Presiden RI Prabowo Subianto, yang menerbitkan empat Inpres dan Perpres untuk memperkuat sektor pangan dalam 100 hari pertama pemerintahan.

“Ini mempermudah petani kita untuk mengakses sarana produksi, khususnya pupuk. Jumlahnyapun ditambah, kemudian regulasinya disederhanakan. Itu berdampak pada produksi." 

Mentan juga menambahkan peran penting penyuluh dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang saat ini mengalami krisis pangan akibat menurunnya produktivitas dan mulai belajar ke Indonesia. 

“Kemudian tim-tim, teman-teman, PPL seluruh Indonesia itu sangat kompak dan solid. Kepala Dinas Pertanian Indonesia juga kompak, solid untuk mengangkat produksi. Di saat ini kita surplus, Itu kebanggaan kita,” tambah Mentan. 

Di tempat yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menyampaikan pendayagunaan PPL dalam upaya percepatan swasembada pangan.

Hal itu tertuang pada Inpres No 3 Tahun 2025, dimana Kementan perlu menyamakan komitmen dalam mewujudkan swasembada pangan dan mengikuti arah komando Kementan.

“Peran penyuluh sangat vital dalam swasembada pangan, sehingga perlu penguatan komitmen agar satu irama dan satu komando,” katanya.

Menurutnya, Kornas PPL dihadiri oleh 5.000 orang secara offline terdiri dari perwakilan PPL seluruh Indonesia dan peserta online sebanyak 32.000 yang bergabung disetiap Balai Penyuluh Pertanian (BPP). 

"Diharapkan ke depan, penyuluh didaerah fokus pada pengawalan percepatan luas tambah tanam (LTT), peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas padi, serta mendorong dan mengawal akselerasi program utama Kementan. 

“Tujuan tersebut harus menjadi acuan dalam pergerakan di lapangan terutama mendampingi petani agar lebih sejahtera,” tutup Idha.

Dalam Kornas penyuluh pertanian ini, selain dihadiri para penyuluh, turut serta Wakil Menteri, seluruh jajaran Eselon I Kementan, Staf Khusus Mentan, Direktur PIHC, Direktur Pengadaan Bulog dan Kepala Dinas Pertanian, jajaran TNI-Polri, dan mitra strategis sektor pertanian.

 


Jakarta [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.

TERKAIT - RELATED