Banyuwangi, Jatim [B2B] - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi sejak 2018 mengoptimalkan fungsi dan peruntukan lahan milik Pemkab seluas 12 hektar di kaki Gunung Ijen. Lahan tandus di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah kini berkembang menjadi kawasan agrowisatata, Agro Wisata Tamansuruh (AWT) sebagai upaya pemberdayaan kegiatan penyuluhan pertanian.
Pengurus AWT, Suyitno mengatakan pengembangan AWT menjadi lahan produktif berkat dukungan penyuluh pertanian setempat. Beragam hasil produksi pertanian Banyuwangi seperti padi hitam dan organik, produk hortikultura, aneka bunga hias yang berkembang menjadi lokasi foto selfie (instagramable spot).
"AWT juga menjadi tempat edukasi pertanian serta lahan percobaan atau Demplot oleh para penyuluh. Ada 33 varietas melon dikembangkan seperti melon chamoe asal Korea yang sukses dikembangkan di Banyuwangi, dan sudah diaplikasikan pada lahan milik petani setempat," kata Suyitno.
Hingga saat ini, 22 orang pekerja mendukung kegiatan pelayanan, pemeliharan dan keamanan. Sementara di lahan AWT, masing-masing Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang dikoordinasikan oleh koordinator penyuluh pada lahan yang disediakan Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Banyuwangi menjadi lahan percontohan (Demplot) sesuai komoditas spesifik lokasi tiap BPP.
Penyuluh Pusat, Bambang Gatut Nuryanto di Kementerian Pertanian RI selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Jawa Timur mengatakan keberhasilan Banyuwangi sebagai sentra produksi pertanian karena dukungan optimal penyuluh.
"Pemkab Banyuwangi mendukung total pengembangan potensi pertanian, dengan memberdayakan peran penyuluh pertanian mengawal dan memdampingi petani melakukan usahatani," katanya.
Kebijakan dan program Bupati Abdullah Azwar Anas sejalan dengan imbauan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar kepala daerah mengembangkan potensi pertanian di daerah masing-masing, khususnya di tengah pandemi Covid-19, untuk mendukung ketahanan pangan.
Hal itu digarisbawahi oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi yang menekankan pada penerapan Protokol Kesehatan, untuk memastikan petani dan penyuluh patuh untuk memakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan dan menghindari kerumunan.
Banyuwangi, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa memiliki luas lahan 329.242 hektar terdiri atas lahan sawah 64.695 hektar dan nonsawah 264.695 hektar. Komoditas unggulan padi, jagung, kedelai, ubi jalar, jeruk, buah naga, cabe dan kopi serta aneka jenis bunga.
Penyuluh pertanian pada 25 kecamatan dan 18 BPP diberdayakan secara total memenuhi target produk pertanian mendukung ketahanan pangan, pariwisata dan ekspor ke luar daerah dan negeri. Didukung kelembagaan petani terdiri atas 1.459 kelompok tani (Poktan), 198 Gapoktan dan 13 Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Kelembagaan petani dikendalikan oleh 185 penyuluh terdiri atas 60 PNS, 40 honorer (THL-TBPP), 65 honorer (THL-APBD) 29 penyuluh swadaya dan satu orang penyuluh swasta. [Liene]
Banyuwangi of East Java [B2B] - The Indonesian Agriculture Ministry to disseminate the development of agricultural extension centers at the sub-district level [BPP] into the center of Indonesian agricultural development [KostraTani] across the country, according to Indonesian senior official of the ministry.