Malang, Jatim (B2B) - Guna mendorong kemandirian petani muda, Kementerian Pertanian RI bersama Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menggelar District Multi Stakeholder Forum (DMSF) oleh Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Jawa Timur.
DMSF di Malang pada Kamis (12/12) dibuka resmi oleh Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto didampingi Wakil Direktur I Polbangtan Malang, Novita Dewi Kristianti mewakili Direktur Setya Budhi Udrayana.
Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Malang, organisasi petani milenial, Tim Program YESS dan beberapa mitra perusahaan swasta.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produksi pangan strategis. Hal itu, tentunya memerlukan dukungan SDM pertanian yang memiliki potensi besar dari usia produktif.
Sejalan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Idha Widi Arsanti menjelaskan Program YESS menjadi barometer menciptakan petani muda yang mampu memberdayakan sumber daya alam dengan kekuatan SDM di dunia bisnis.
Program YESS diharapkan dapat membuka peluang bagi generasi muda di pedesaan untuk menjadi wirausahawan di bidang pertanian serta mencetak tenaga kerja yang terampil dan kompeten dalam sektor tersebut.
Wakil Bupati Malang, Didik GS mengatakan melihat potensi besar yang ditawarkan oleh Program YESS, pertemuan DMSF menjadi momen penting untuk menyepakati Exit Strategy dari Program YESS di Kabupaten Malang.
"Pertemuan ini juga bertujuan memastikan keberlanjutan pendampingan bagi petani muda pada 2025, sekaligus mendukung berbagai program strategis nasional," katanya.
Didik GS mengapresiasi pada semua pihak yang berpartisipasi pada DMSF di Malang tersebut, yang diharapkan dapat menjadi wadah strategis bagi keberhasilan implementasi Program YESS di Malang.
Polbangtan Malang
Wadir I Polbangtan Malang, Novita Dewi mengatakan bahwa kegiatan DMSF tersebut bertujuan membangun kesepakatan antara para pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan berbasis klaster komoditas.
"Upaya tersebut diharapkan dapat mendukung perkembangan kewirausahaan pemuda di setiap daerah sasaran Program YESS, khususnya di Kabupaten Malang," katanya.
Novita menambahkan, sebanyak 241 Kelompok Penerima Dukungan dari Program YESS yang diinisiasi Polbangtan Malang, telah menunjukkan sejumlah hasil positif. Beberapa kelompok berjalan dengan baik, meskipun harus diakui ada yang stagnan atau belum berkembang.
"Evaluasi menyeluruh terhadap kelompok-kelompok ini perlu dilakukan, dengan kerja sama lebih erat antara pemerintah daerah dan Polbangtan Malang selaku UPT pendidikan vokasi dari Polbangtan Malang," ungkapnya.
Langkah ke depan, kata Novita, bagi kelompok yang telah menerima bantuan adalah memberikan pendampingan untuk mencapai kemandirian. Kelompok yang sudah berjalan harus terus diberikan dukungan, sementara kelompok yang belum berkembang perlu diidentifikasi masalahnya dan diberikan perhatian khusus.
Menurutnya, program ini juga mendukung prioritas pemerintah terpilih, terutama dalam bidang ketahanan pangan, dengan fokus pada pemberdayaan petani millennial. Kerja sama antara Polbangtan dan universitas harus diperkuat untuk menyukseskan program ini.
Wakil Bupati Malang, Didik GS mengatakan melalui harmonisasi Program YESS, Pemkab Malang akan terus berupaya mendukung kebijakan strategis nasional sesuai kewenangan dan tanggung jawab daerah.
"Semoga forum ini dapat memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan untuk memastikan keberlanjutan Program YESS, sekaligus meningkatkan sektor kewirausahaan dan ketenagakerjaan di bidang pertanian, khususnya bagi petani muda Kabupaten Malang," katanya.
Dengan terjalinnya kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, ungkap Didik GS, kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya pertanian yang unggul dan berkelanjutan, serta memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi di daerah pedesaan.
"Melalui sinergi ini, diharapkan Kabupaten Malang dapat menjadi contoh yang inspiratif dalam pengembangan pertanian berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda. [didit/timhumas polbangtanmalang]
Malang of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.