Banyuasin, Sumsel (B2B) - Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Pertanian Modern kerjasama Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kemenristekdikti telah memasuki fase akhir di tahap pertama.
SMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa sebagai penanggung jawab Pertanian Modern di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan secara resmi melakukan penutupan dan penarikan mahasiswa MSIB Pertanian Modern pada Sabtu (21/12/2024).
Penutupan dilakukan di Kantor Camat Tanjung Lago dengan pelepasan 79 orang mahasiswa MSIB yang berasal dari beberapa universitas di bagian barat.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa regenerasi petani sangat diperlukan untuk mewujudkan program percepatan swasembada pangan.
“Penerapan teknologi dan mekanisasi pertanian menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas sekaligus menekan biaya produksi," katanya.
Pertanian modern, kata Mentan, tidak hanya memberikan keuntungan lebih besar, juga menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menggagas program pertanian modern untuk melibatkan generasi muda terjun di dunia pertanian.
Kabadan berharap kolaborasi antara mahasiswa dan petani bisa memberikan manfaat dalam memajukan pertanian dengan sentuhan alsintan.
Program MSIB Pertanian Modern telah berlangsung selama tiga bulan di Sumatera Selatan tepatnya Kabupaten Banyuasin sejak 21 September 2024. Sebanyak 79 orang mahasiswa berpartisipasi di Kecamatan Tanjung Lago dan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
Pelaksanaan MBKM-MSIB dengan kompetensi antara lain Pengolahan Lahan Rawa Terpadu 5 orang, Pengembangan Padi Rawa Terpadu 10 orang, Agribisnis Lahan Rawa 32 orang, Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern 10 orang, Pemberdayaan Petani Berbasis Korporasi 20 orang dan Kementan Leardership Program 2 orang.
Kepala SMK-PP Negeri Sembawa, Budi Santoso dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan MSIB MBKM ini merupakan salah satu kegiatan yang mendukung program Kementan antara lain optimalisasi lahan (Oplah), pompanisasi, brigade pangan dan Cetak Sawah Rakyat (CSR).
"Program MSIB Pertanian Modern merupakan langkah strategis kementerian pertanian dalam mendorong regenerasi petani, meningkatkan kompetensi SDM Pertanian, dan mendukung percepatan pembangunan pertanian modern," katanya.
Di lapangan, kata Budi Santoso, mahasiswa dapat melihat bagaimana kerja keras petani dalam menghasilkan padi dengan melawati beberapa langkah yang tentunya tidak mudah.
"Tentunya masalah yang dijumpai di lapangan bisa dijadikan penelitian di kampus nya nanti. Harapannya, kalian bisa kembali lagi ke sawah atau lahan pertanian untuk bisa menjadi petani milenial," ungkapnya lagi
Budi Santoso juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yg berperan dalam program MSIB MBKM, utamanya, peran Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi, BPP penyuluh di Kecamatan Pemerintah Kecamatan dan Desa dan mentor dari Kementan.
Salah satu peserta MSIB Jerry Ario Wibowo dari Universitas Sriwijaya Palembang (Unsri) menyampaikan dengan kegiatan MSIB tersebut bisa melihat secara langsung bagaimana program program kementerian pertanian.
"Saat terjun di lapangan, kami dapat melihat bahwa pertanian tidak konvensional lagi tapi pertanian di Indonesia sudah menggunakan pertanian modern," katanya.
Program tersebut diharapkan dapat mendukung swasembada pangan dan dapat berkelanjutan. Dari kegiatan magang, tampak petani bukan sekadar pekerjaan tetapi petani pahlawan pangan yang menunjang kedaulatan pangan.
Menurutnya, program tersebut sangat bermanfaat bagi kami dan ke depan kami dapat menjadi bagian dari awasembada pangan dan kedaulatan pangan," tutur mahasiswa Universitas Sriwijaya ini.
Hadir dalam pelepasan mahasiswa MSIB MBKM ini, Kepala Dinas Pertanian TPH Kabupaten Banyuasin, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Camat Tanjung Lago, Camat Muara Telang, Kordinator BPP Kec. Tanjung Lago dan Kec Muara Telang, Penyuluh Pertanian Kec. Tanjung Lago, Kepala Desa Kec. Tanjung Lago, Ketua Gapoktan, manajer UPJA, serta mentor dari Kementerian Pertanian. [titin/timhumas smkppnsembawa]
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.