Banjarbaru, Kalsel (B2B) - Kementerian Pertanian (Kementan) terus memaksimalkan pendidikan vokasi untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang inklusif, profesional, modern sesuai motto Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP).
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menaruh harapan besar pada generasi generasi penerus bangsa termasuk generasi Z atau gen Z. Generasi ini sangat berpengaruh besar nantinya dalam pembangunan pertanian.
“Kalian semua adalah motor penggerak pertanian di negara yang kita cintai ini, terlepas dari generasi pendahulu kalian yang saat ini sudah menjadi penggerak dan pelopor pembangunan pertanian,” katanya.
Secara terpisah, Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan di masa depan, SMK-PP diharapkan menjadi leader vocational agriculture di Indonesia.
“Implementasi agreement diharapkan akan meningkatkan kualitas dan kapasitas siswa SMK-PP," katanya.
SMK PP Negeri Banjarbaru, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang pendidikan vokasi pertanian di bawah naungan Badan PPSDMP Kementan, kali ini kedatangan rombongan guru dan murid dari Fukui Norin High School dari Jepang, juga rombongan tim ABP Magang dan tim dari BPPPSDMP Kementan.
Mereka berada di bumi Kalimantan selama tiga hari pada 11 - 13 Desember, diajak melihat kampus, lahan dan laboratorium praktik, persemaian di Banjarbaru, pembibitan anggrek, Amanah Borneo Park (buah naga), kegiatan keakraban, senam bersama dan penampilan pencak silat siswa.
Kegiatan tersebut merupakan bentuk hasil dari penandatanganan agreement oleh BPSDMP Kementan meliputi pertukaran pelajar bagi siswa SMK-PP lingkup Kementan serta pertukaran budaya antara Jepang dan Indonesia.
Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni mengapresiasi kunjungan dari Fukui Norin Highschool ke SMK-PP Negeri Banjarbaru dan berharap kunjungan bisa memberikan kesan yang positif dan bermanfaat dari kita semua.
“Kami juga sangat senang, bangga dan menghargai kesempatan yang baik untuk menjalin kerjasama internasional, yang dapat memperbanyak wawasan bagi siswa dan guru," katanya.
Kesempatan emas untuk saling bertukar pengalaman dan belajar dari satu sama lain, katanya, sehingga guru dan siswa memperoleh wawasan baru tentang metode, pembelajaran, teknologi dan budaya pertanian Jepang.
Yudi Astoni berharap kegiatan tersebut dapat menjadi ajang berbagi ilmu, mempererat persahabatan dan memperluas jejaring kerjasama antar kedua sekolah.
Kepala Sekolah Fukui Norin Highschool, Hikari Imazawa dalam sambutannya mengatakan, kunjungan tersebut untuk mempererat persahabatan melalui pertukaran siswa dan pembelajaran.
“Kami berharap memahami realitas kawasan Asia Tenggara secara sejarah dan budaya, sehingga siswa kami berpandangan luas dan aktif berpartisipasi dalam pertukaran informasi di masa depan," katanya.
Hikari Imazawa berharap dapat membangun kemitraan berkelanjutan di bidang pendidikan dan pertanian, karena merupakan jembatan besar bagi perkembangan siswa di kedua belah pihak untuk saling bertukar budaya, pembelajaran di pertanian.
Fukui Norin Highschool kali ini membawa Kepala Sekolah: Hikari Imazawa, guru Terunobu Ota, siswa Kazuhito Takeuchi, Taishi Aoki, Hayaki Saitou, Shuya Takahashi, Miku Miyagoshi. Juga Tim ABP Magang di antaranya Tachizaki Asuka (Wakil Manajer Proyek), Morita Chiharu dan Renata Elsa Hapsari. [Tim Ekspos SMKPPN Banjarbaru]
Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.