Kebumen, Jateng [B2B] - Menekan hingga menihilkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dari hasil residu kegiatan pertanian, dengan memanfaatkan pupuk organik menjadi sasaran pengembangan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]. Pupuk organik menjadi fokus utama pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, yakni melalui program strategis Genta Organik di tengah meningkatnya kesadaran pelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.
Upaya tersebut menjadi fokus usaha Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] Sumber Barokah mengubah limbah hewan ternak menjadi cuan lantaran berlimpahnya kotoran ternak sapi dan kambing di Desa Kedungweru, Kecamatan Ayah di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah menjadi pupuk organik.
Inisiatif usaha KEP Sumber Barokah yang berdiri pada 2022 disambut baik oleh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Ayah melalui pendampingan dan pengawalan.
Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pun mendukung upaya KEP Sumber Barokah melalui Dana Fasilitasi Bantuan Operasional dan Sarana Produksi Kegiatan Pengembangan Produk dan Jejaring Pasar SIMURP Tahun 2022 sebesar Rp17,1 juta.
Dana bantuan tersebut dimanfaatkan oleh KEP Sumber Barokah untuk pengadaan sarana pembuatan pupuk organik. Hasilnya? Produksi 35 ton pupuk organik, dengan bahan-bahan dari lain kotoran ternak sapi dan kambing, arang sekam, dolomit, tetes tebu dan EM4.
Hasil produksi pupuk organik sejak 2023 hingga medio 2024 dipasarkan dalam kemasan 5 kg dan 35 kg kepada petani, kelompok tani dan kelompok tani di wilayah Kecamatan Ayah.
Koordinator BPP Ayah, Sugeng Haryadi melaporkan bahwa pihaknya mendukung peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM dari KEP Sumber Barokah berupa Bimbingan Teknis [Bimtek]. Materi Bimtek meliputi pembuatan pupuk organik, perizinan usaha dan pemasaran.
Inisiasi KEP Sumber Barokah didampingi Program SIMURP sejalan harapan peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman serta berbudidaya yang ramah lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat.
Upaya KEP Sumber Barokah didampingi Program SIMURP sejalan harapan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang tujuan pembangunan pertanian yakni peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman serta berbudidaya yang ramah lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat.
"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan tantangan utama pembangunan pertanian antara lain perubahan iklim, degradasi lahan, saprodi terbatas, pupuk kimia mahal, produksi menurun.
"Program SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap perubahan iklim," katanya.
Oleh karena itu, kata Dedi Nursyamsi, SIMURP menyajikan berbagai inovasi teknologi yang adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim. Juga mampu beradaptasi dari cekaman biotik yaitu tahan hama penyakit, maupun abiotik yaitu kekeringan dan banjir serta intrusi air laut.
"Pupuk organik merupakan jenis pupuk dari sumber-sumber alami seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, dan bahan organik lainnya. Pupuk ini kaya nutrisi dan mikroorganisme berguna bagi tanah dan tanaman," katanya.
Rencana ke depan, pemasaran produk, bukan hanya di Kecamatan Ayah juga ke luar kecamatan. Mengingat lokasi pembuatan pupuk organik di kompleks Agroeduwisata Desa Kedungweru dengan pola pertanian terintegrasi di antaranya demplot Pemanfaatan Pangan Lestari (P2L) Kelompok Wanita Tani [KWT] Sumber Rejeki, Kebun Kelengkeng Bumdes, embung, peternakan kambing, kolam renang dan Saung Ndeso.
Pada Juni 2024, KEP Sumber Barokah digandeng Pemerintah Desa Kedungweru untuk penyediaan tiga ton pupuk organik, untuk budidaya kelengkeng dari program desa untuk mendukung pengembangan 300 pohon kelengkeng.
"Harapan ke depan Kedungweru menjadi sentra Kelengkeng di ujung barat Kebumen," kata Sumiarto, Kepala Desa Kedungweru.
Sementara Koordinator BPP Ayah, Sugeng Haryadi apresiasi dukungan Kementan melalui Program SIMURP bagi pengembangan pertanian di Kecamatan Ayah. [timsimurpkementan]
Kebumen of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.