Badung, Bali [B2B] - Demonstrasi praktik Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] berupa miniatur sawah dengan pola bertanam Jajar Legowo memikat partisipan Forum Air Dunia/World Water Forum [WWF] ke-10 di Bali untuk mengunjungi booth pameran CSA SIMURP di Bali International Convention Center [BICC].
Miniatur sawah dengan pola tanam Jajar Legowo yang berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong, berhasil memperkenalkan taknologi dan praktik pertanian CSA. Tujuannya, meningkatkan produktivitas seraya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Peserta, partisipan, peninjau dan pengunjung dari mancanegara maupun Indonesia berbondong mengunjungi booth pameran CSA dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] dari Kementerian Pertanian RI pada perhelatan WWF 2024 yang dibuka Presiden Joko Widodo, Selasa [20/5].
Project Manager SIMURP, Sri Mulyani beserta Tim SIMURP Kementan antusias menjelaskan pada pengunjung booth pameran CSA Kementan tentang komitmen Program SIMURP terhadap perbaikan kualitas air dan pengembangan sumber daya serta kesadaran terhadap permasalahan air bagi sektor pertanian.
Upaya Kementan melalui CSA sejalan arahan Presiden RI Joko Widodo yang mengingatkan tentang pentingnya pengelolaan air yang efektif di tengah proyeksi kekeringan yang akan mempengaruhi 500 juta petani kecil pada 2050.
“Tanpa air, tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. No water, no life, no growth. Oleh sebab itu, air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya berharga,” kata Presiden Jokowi saat membuka WWF ke-10 di Bali International Convention Center [BICC] di Kabupaten Badung, Bali pada Senin [20/5].
Hal senada dikemukakan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang mendorong dan mengawal pertanian berwawasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan iklim global.
"Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global," kata Mentan Amran.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan, keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait di antaranya SIMURP.
"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.
Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan partisipasi SIMURP dalam Forum Air Dunia ke-10, yang menyoroti peranan penting dalam urusan air untuk menunjang kelangsungan hidup kebutuhan 275 juta orang Indonesia, kebutuhan industri, dan irigasi.
Tujuan kehadiran CSA SIMURP di Bali untuk meningkatkan kesadaran permasalahan air terhadap masyarakat luas dan pentingnya adaptasi perubahan iklim dalam sektor pertanian.
"Pameran yang digelar SIMURP sebagai demonstrasi praktik pertanian berkelanjutan seperti sensor tanah, drone pertanian, sistem irigasi pintar dan pemantauan cuaca," kata Sri Mulyani yang hadir di Bali mewakili Direktur NPIU SIMURP, Bustanul Arifin Caya.
Tujuan CSA, ungkap Sri Mulyani, membantu petani mengoptimalkan produksi dan menghemat konsumsi sumber daya air serta memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan kolaborasi antara pemangku kepentingan dalam industri pertanian.
"CSA berkontribusi menurunkan emisi dan meningkatkan produktivitas tanaman padi sebagai respons terhadap pertumbuhan iklim dan pertumbuhan populasi.
Menurutnya, pencapaian CSA merupakan kisah sukses dan harus disoroti oleh komunitas global relevansi internasional, yang kuat dalam praktik pertanian rendah karbon, terkait modernisasi irigasi dan keamanan makanan. [timsimurpkementan]
Badung of Bali [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.