Rapim BPPSDMP Kementan, Kabadan Ajak Replikasi `Saemaul Undong` dari Korea
Indonesian Govt is Transforming the Governance of Agricultural Development

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Kamis, 20 Juni 2024
BPPSDMP KEMENTAN: Kabadan Dedi Nursyamsi mencontohkan, Korea Selatan pada dekade 60-an, pasca Perang Korea, memiliki gerakan Saemaul Undong, yang bertumpu pada kesadaran rakyat untuk mengentaskan kemiskinan.

Jakarta [B2B] - Memasuki Semester II Program Kegiatan 2024, Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] melakukan konsolidasi internal untuk memperkuat pelaksanaan program.

Konsolidasi berlangsung pada Rapat Pimpinan [Rapim] lingkup BPPSDMP Kementan selama tiga hari, 19 - 21 Juni 2024 di Mercure Jakarta. 

Saat pembukaan, peserta Rapim diajak oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, untuk merenungkan lalu meresapi diikuti membangun kesadaran, untuk replikasi semangat Saemaul Undong. 

Saemaul Undong, gerakan di Korea Selatan pada dekade 60-an pasca Perang Korea, yang bertumpu pada kesadaran rakyat untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa.

Seruan Kabadan sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa SDM memegang peran sangat penting mendukung sukses pembangunan pertanian termasuk untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan sebelumnya.

“SDM adalah penentu tercapai atau tidaknya produksi pertanian, begitu juga kebijakan-kebijakan yang bisa mendukung pertanian,” katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan Rapim tersebut merupakan langkah evaluasi sekaligus menyiapkan strategi yang akan dilakukan ke depan.

“Kita bertemu di sini merupakan langkah evaluasi apa yang telah kita kerjaan enam bulan sebelumnya, dan untuk merumuskan rencana apa yang akan kita lakukan enam bulan berikutnya. Jangan lupakan, tugas kita adalah membangun SDM pertanian yang profesional, berdaya saing dan berjiwa wirausaha," katanya saat membuka Rapim pada Rabu [19/6]. 

BPPSDMP Kementan, katanya, juga bertanggung jawab dalam regenerasi pertanian melalui pendidikan vokasi dan menumbuhkan minat generasi muda ke bidang pertanian, memperkuat skill para penyuluh di lapangan dalam mendampingi petani melalui pelatihan dan memberdayakan masyarakat dalam bidang pertanian melalui organisasi masyarakat salah satunya P4S.

“Sebagai bentuk efisiensi langkah membangun SDM pertanian, kita harus fokus. SDM adalah faktor utama mengungkit produktivitas. Pertanian merupakan kunci membangun sebuah bangsa. Bangsa yang besar merupakan bangsa yang sektor pertaniannya kuat dan maju,” katanya.

Dedi Nursyamsi mencontohkan, Korea Selatan pada dekade 60-an, pasca Perang Korea, memiliki gerakan penting yang berangkat dari kesadaran rakyat, Saemaul Undong, gerakan untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa.

"Saemaul Undong adalah gerakan pembaharuan dari pedesaan sehingga desa menjadi pusat perubahan. Desa mampu menyediakan pangan bagi kabupaten, provinsi hingga ibukota negara," ungkapnya didampingi Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah dan pejabat eselon dua.

Dedi Nursyamsi mengingatkan bagaimana membangun bangsa kalau urusan pangan berantakan? "Jadi kalau negara kita mau maju, kita harus tiru gerakan Sae-maul yakni Saemaul Undong."

Dalam kegiatan yang berlangsung tiga hari tersebut hadir Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah, Kepala Pusat Penyuluhan, Bustanul Arifin Caya, Kepala Pusat Pendidikan, Idha Widi Arsanti, Kepala Pusat Pelatihan, Muhammad Amin serta para Ketua Tim Kerja dan Koordinator lingkup BPPSDMP.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan ´Komitmen Bersama Membangun Zona Integritas WBK WBBM oleh Kepala UPT lingkup BPPSDMP Kementan.


Jakarta [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.

TERKAIT - RELATED